#menuq{ font-family: Verdana; padding:10px;} .menuq a { color:yellow; border:1px #EDEEF0 solid; padding:5px; text-decoration:none;} .menuq a:hover {color:red; border:1px #000000 solid; text-decoration:none;} .menul .widget { border-bottom-width: 0;}
Foto saya
Alumni PS_SPL-IPB (Akt.III), Sekretaris HNSI Kabupaten Padang Pariaman, Ketua Alumni STIE Sumatera Barat

Welfare for All

Blog ini memuat tulisan tentang :
Sosek masyarakat pesisir, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, lingkungan hidup, mitigasi bencana, dan pemantauan pelaksanaan pembangunan di Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman


Senin, 25 April 2011

Penginderaan Jauh dan Pemilihan Lokasi Wisata Bahari (Diving Site).

Untuk menjadikan wilayah pesisir sebagai areal pariwisata harus diketahui karakteristik dari wilayah pesisir itu sendiri, karena mengingat sumberdaya wilayah pesisir dan lautan mempunyai sifat yang unik dan dinamis, serta mempunyai keterkaitan erat antara satu ekosistem dengan ekosistem yang lainnya. Karakteristik tersebut antara lain : Batimetri, lereng pasisir/pasir, kecerahan, pola arus, tinggi ombak serta berbagai karakteristik lainnya.

Dengan memanfaatkan kelebihan dan kemampuan teknologi penginderaan jauh, maka karakteristik dari sumberdaya pesisir dan lautan tersebut bisa dideteksi. Disamping itu sistem penginderaan jauh juga mempunyai kemampuan untuk meliput areal yang luas pada waktu yang relatif sama (sinoptik) dan dapat menghasilkan data deret waktu (time series data), hal ini sangat membantu untuk pemilihan lokasi pariwisata bahari.

Untuk menilai layak suatu lokasi untuk pariwisata bahari Bakosurtanal, 1996 memberikan kriteria penilaian sebagai berikut :
Tabel 3.  Sistem penilaian kelayakan untuk wisata bahari


Sumber : Modifikasi dari Bakosurtanal (1996)
         Wilayah atau lokasi perairan yang sesuai untuk wisata bahari apabila berada pada kisaran :   
             S1 (sangat sesuai)    =  700 – 740
             S2 (sesuai)                =  620 – 699
             S3 (sesuai bersyarat)=  360 – 619
             N  (tidak sesuai)         =   <140
Tersedianya data/informasi tentang karakteristik, maka akan dapat membantu dalam penentuan lokasi wisata bahari dan sekaligus akan dapat ditentukan jenis pariwisata bahari yang cocok untuk dikembangkan seperti ; keindahan pantai, diving, sailing, sight seeing dan sebagainya.

Untuk menghasilkan interpretasi data yang akurat sangat ditentukan oleh teknik-teknik penggunaan dari sistem penginderaan jauh dan spesifikasi-spesifikasi kondisi alam. Selanjutnya kesalahan dalam menggunakan jenis senor dalam menditeksi objek tertentu akan menyebabkan kesalahan interpretasi data, sehingga tidak tercapainya tujuan penelitian atau kesalahan dalam perencanaan.

Secara umum, melalui teknologi penginderaan jauh dapat ditentukan. Beberapa parameter kelautan yang dapat dideteksi dengan penginderaan jauh  dapat dilihat dalam Tabel berikut :.

    Tabel 2 
: Parameter Kelautan Yang Dapat Dideteksi Oleh Sistem  Penginderaan  Jauh

Sumber : Susilo. B.S, 1997

Dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari teknik penginderaan jauh yang dikombinasikan dengan kajian  yang akan dilakukan, maka teknik penginderaan jauh dapat memberikan kontribusi penting dalam penyediaan data pengelolaan wilayah pesisir dan lautan.
Sebagai contoh perbedaan pemanfaatan data penginderaan jauh untuk perencanaan sektor pariwisata bahari, dimana yang dijadikan parameter, salah satunya adalah geomorfologi pantai dan batimetri. Pada parameter pertama dapat dimanfaatkan dua citra dalam dua periode waktu yang berbeda (multi temporal) data ini dianalisa untuk mengetahui bagaimana perubahan dari geomorfologi pantai tersebut (arah dan kecepatan perubahan). Untuk parameter kedua (batimetri)  digunakan citra komposit yang secara kualitatif dapat membedakan kedalaman suatu perairan, sedangkan untuk mendapatkan informasi secara kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai algoritma. 
Sebelum teknologi penginderaan jauh ini diterapkan, harus ada informasi tentang lokasi-lokasi yang akan dikembangkan untuk kegiatan pariwisata bahari dengan menggunakan analisis aplikasi penginderaan jauh langkah awal yang harus dilakukan antara lain adalah :

  • Menentukan kriteria pariwisata yang akan dipergunakan untuk menganalisa areal yang sesuai untuk lokasi pariwisata baharl
  • Pengumpulan data sekunder yang diperlukan berdasarkan kriteria pariwisata, berupa data spasial dalam bentuk peta-peta dan data atribut yang berupa data biofisik dan sosek yang nantinya akan berfungsi sebagai data base.
  • Melakukan digitasi peta dasar dan peta-peta lainnya
  • Menyusun data base yang mendukung peta tentang berbagai sumberdaya wilayah pesisir.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar